kasihruang.com – Internasional, Secara mengejutkan pemerintah Amerika Serikat mengecualikan barang-barang elektronik dari Tiongkok seperti Ponsel, Laptop dll dari kebijakan tarif impor yang beberapa waktu lalu diumumkan oleh Presiden Trump. Hal ini diketahui langsung dari keteragan resmi dari pihak kantor BEA dan Cukai AS.
Tentunya pengecualian ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan dalam negeri AS seperti Apple dan NVIDIA yang Sebagian produksinya dibuat di Tiongkok. Berdasarkan data Bea Cukai AS, barang-barang elektronik mencakup 20 persen dari total keseluruhan impor dari Tiongkok yang masuk ke AS. Saat memberikan keterangan kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One, Jumat lalu, Trump memberikan petunjuk barang-barang yang dikecualikan dari tarif. “Akan ada beberapa pengecualian untuk alasan yang jelas, tapi saya bisa bilang 10 persen tarif sebagai sebuah dasar,” ujar Trump dikutip AFP dilansir NZ Herald.

Pada 2 April, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang memberlakukan tarif ‘timbal balik’ terhadap barang impor dari negara lain. Melalui kebijakan ini, tarif dasar ditetapkan sebesar 10 persen. Amerika Serikat memberlakukan tarif yang bervariasi terhadap sejumlah negara, bergantung pada besarnya defisit perdagangannya dengan masing-masing negara tersebut. Namun, pada 9 April, Presiden Donald Trump mengumumkan penurunan tarif ‘balasan’ menjadi hanya 10 persen untuk seluruh negara, kecuali China, dan akan berlaku selama 90 hari.
Trump menyatakan bahwa keputusan untuk menunda penerapan tarif yang lebih tinggi diambil karena lebih dari 75 negara telah mengajukan permintaan negosiasi dan memilih untuk tidak mengambil tindakan balasan. Di sisi lain, tarif terhadap produk-produk asal China telah meningkat tajam hingga 145 persen sejak Trump memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS.
Menurut ekonom AS dan Professor dari Universitas Columbia Jeffrey Sachs pada jum’at (11/04/2025) menyatakan bahwa China berada dalam posisi unggul dalam konflik perdagangan dengan AS. Sachs berpendapat bahwa penghentian perdagangan antara kedua negara akan menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak, alih-alih memberikan manfaat. ‘Dalam perang dagang ini, China lebih unggul. China tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat,’ ujar Sachs dalam Forum Diplomatik Antalya.”
Tentu saja dengan mulai melunaknya kebijakan Trump dengan mengecualikan beberapa produk Tiongkok dari kebijakan pemberlakuan tarif impornya menunjukkan bahwa AS mulai Panik dengan kondisi ekonomi dalam negerinya serta kemungkinan perang dagang dengan skala yang lebih besar bukan hanya dengan Tiongkok tapi juga dengan beberapa negara raksasa ekonomi dunia lainnya.*******
Penulis : kasihruang.com