Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap oleh Mahkamah Pidana Internasional, Apa Kaitannya dengan Perseteruan dengan Bongbong Marcos Jr.?

kasihruang.com – Manila, Filipina, Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, telah ditangkap oleh Kepolisian Filipina di Bandara Internasional Ninoy Aquino pada saat kembali dari Hong Kong, menyusul surat perintah penangkapan yang diterbitkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Penangkapan ini terkait dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang timbul dari kebijakan brutalnya dalam memerangi narkoba selama masa jabatannya.

Duterte, yang dikenal dengan kebijakan perang besar-besaran terhadap kartel narkoba, memerintahkan tindakan represif yang menyebabkan ribuan kematian, banyak di antaranya melibatkan warga sipil yang tidak terbukti terlibat dalam perdagangan narkoba. Sebagian besar korban adalah kalangan masyarakat miskin. “Pagi-pagi sekali, Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah penangkapan dari ICC,” ungkap Istana Kepresidenan Filipina dalam sebuah pernyataan resmi.

Saat berada di Hong Kong, Duterte sempat mengkritik penyelidikan ICC dan meskipun tidak setuju dengan penangkapan tersebut, ia menyatakan bahwa ia akan menerima keputusan itu jika itu merupakan takdirnya. Meskipun Filipina keluar dari keanggotaan ICC pada masa kepemimpinan Duterte, ICC tetap berpegang pada hak untuk melanjutkan penyelidikan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di negara tersebut.

Di mata banyak warga Filipina, Duterte tetap dipandang sebagai sosok yang berani dalam menghadapi peredaran narkoba di negara ini, meskipun kebijakannya mendapat kritik internasional. Keberaniannya dimulai sejak awal karier politiknya sebagai Walikota Davao, di mana ia dikenal dengan sikap tegas dan tanpa kompromi dalam menanggulangi kejahatan.

Namun, penangkapan ini datang di tengah-tengah ketegangan yang meningkat antara keluarga Duterte dan Presiden Filipina saat ini, Bongbong Marcos Jr. Perseteruan politik antara kedua pihak mencapai puncaknya ketika anak Duterte, Sarah Duterte, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden, secara terbuka menyatakan keinginan untuk menyingkirkan Presiden Marcos Jr., yang berujung pada upaya penggulingannya oleh parlemen Filipina.

Tindakan ini menambah ketegangan politik di Filipina, yang semakin menarik perhatian publik internasional. Publik kini menunggu kelanjutan nasib mantan Presiden Duterte, yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang kontroversial dan keras.

Penulis:#Evan Edo Prasetya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *