kasihruang.com – Internasional, Italia mengejutkan dunia internasional dengan respon yang berbeda terhadap perang Rusia-Ukraina. Meskipun sebagian besar sekutunya di kawasan mendukung Ukraina, Italia memilih untuk tidak mengizinkan Ukraina menyerang langsung wilayah Rusia menggunakan senjata pasokan dari Barat. Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, juga menegaskan bahwa negaranya tidak akan mengirimkan pasukan militer untuk terlibat dalam konflik di Ukraina.

Keputusan Italia ini memunculkan pertanyaan mengenai kesolidan Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang selama ini menjadi pendukung utama Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia. Ketegangan semakin meningkat dengan adanya perubahan sikap dari Amerika Serikat, yang di bawah pemerintahan baru, cenderung lebih condong pada kebijakan yang lebih moderat terhadap Rusia.
“Kami membantu Kyiv secara politik, finansial, dan militer dengan mengirimkan bantuan, tetapi kami tidak akan mengirim tentara untuk berperang di Ukraina,” tegas Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, dalam pertemuan G7 di Fiuggi, seperti yang dilansir oleh ANSA dan Metro TV.
Dalam kesempatan terpisah, Perdana Menteri Meloni menegaskan bahwa Italia tidak akan terlibat dalam misi pasukan penjaga perdamaian di Ukraina timur, yang bertujuan untuk memastikan gencatan senjata. Menjelang pertemuan Dewan Eropa di Brussel, Italia menolak dengan tegas usulan Perancis dan Inggris yang berencana mengirimkan pasukan ke Ukraina. Penolakan ini kembali disuarakan oleh Meloni di hadapan parlemen Italia pada 18 Maret 2025.

Italia, yang sebelumnya menunjukkan dukungan besar terhadap upaya perdamaian yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump, melihat pengiriman pasukan oleh Perancis dan Inggris justru dapat memperburuk situasi. Italia khawatir langkah tersebut akan memperumit proses perdamaian dan memperburuk prospek gencatan senjata, serta memperburuk hubungan dengan Rusia, yang mungkin menilai pengiriman pasukan ini sebagai peningkatan militer Ukraina.
Penulis:#Evan Edo Prasetya