kasihruang.com – Bogor, 6 Maret 2025, yang terletak di sebelah selatan Jakarta, dikenal sebagai kota yang penuh dengan sejarah panjang dan keberagaman budaya. Kota ini telah menjadi simbol harmoni dan toleransi, serta menjadi tujuan utama wisata religi di wilayah Jabodetabek.

Sebagai kota yang kaya akan sejarah, Bogor memiliki akar budaya yang sangat dalam. Sejak masa Kerajaan Padjajaran hingga era kolonialisme Belanda dan Inggris, kota ini selalu menjadi tempat bertemunya berbagai etnis dan agama. Keberagaman ini terlihat dari komposisi penduduknya yang meliputi suku Sunda sebagai mayoritas, serta suku Betawi, Jawa, Tionghoa, dan Arab.

Sejak tahun 1850-an, orang-orang selain suku Sunda, Jawa, dan Betawi mulai berdatangan ke kota ini, menciptakan akulturasi budaya yang kuat. Salah satunya adalah kedatangan orang Arab yang pertama kali membangun permukiman di daerah Empang, Bogor, diikuti oleh orang Tionghoa yang diberikan tempat tinggal resmi oleh pemerintah Hindia Belanda di sepanjang Handelstraat pada tahun 1845. Hal ini menjadi dasar dari proses akulturasi yang berjalan dengan harmonis di Kota Bogor.

Budaya yang tercipta dari percampuran berbagai etnis ini sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Banyak orang etnis Tionghoa dan Arab yang berbahasa Sunda dalam interaksi sehari-hari mereka, menunjukkan bahwa integrasi budaya berjalan dengan lancar. Tradisi dan kebudayaan dari berbagai etnis di Bogor juga mendapat pengakuan dari pemerintah setempat, dengan acara-acara seperti Tahun Baru China (Cap Gomeh), Haul Keramat Empang, dan Kirab Hari jadi Bogor menjadi bagian dari kalender budaya resmi kota.

Selain dikenal dengan keberagaman budayanya, Bogor juga menjadi tujuan utama wisata religi, khususnya bagi umat Muslim. Kota ini menjadi tempat ziarah bagi umat Muslim karena terdapat beberapa makam ulama terkenal, seperti makam Al-Habib Abdullah bin Mukhsin di Keramat Empang, K.H. Tb. Mamah Falak, K.H. Abdullah bin Nuh, serta makam pelukis terkenal Raden Saleh atau Syarif Bustaman. Dengan demikian, Bogor menjadi tujuan favorit umat Islam untuk berziarah di wilayah Jabodetabek.

Penghargaan atas toleransi yang ada di Kota Bogor semakin nyata. Pada tahun 2023, kota ini masuk dalam kategori kota dengan kepemimpinan toleransi terbaik di Indonesia, berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT). Walikota Bogor pada periode sebelumnya, Bima Arya, juga meraih penghargaan sebagai pemimpin dengan toleransi terbaik tingkat kota dari Setara Institute.

Dalam momen Ramadan, warga Kota Bogor sering mengadakan buka puasa bersama, tidak hanya di kalangan umat Muslim, tetapi juga mengundang warga dari agama lain untuk merasakan kebersamaan. Selain itu, umat agama lain juga sering mengadakan acara buka puasa bersama, seperti yang dilakukan di Klenteng Pan Kho Bio Pulo Geulis. Ini semakin memperlihatkan wajah Bogor sebagai kota yang hangat dan penuh toleransi.

Keharmonisan ini menjadikan Bogor sebuah kota yang nyaman bagi seluruh penduduknya, baik yang berasal dari etnis Sunda, Jawa, Betawi, Tionghoa, maupun Arab, serta memberikan ruang bagi seluruh pemeluk agama untuk menjalankan ajaran agamanya tanpa hambatan.*******

Penulis:#Evan Edo Prasetya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *