kasihruang.com – Internasional, Mendekati peringatan 9 Mei—Hari Kemenangan atas Nazi Jerman—perbincangan mengenai peran berbagai pihak dalam Perang Dunia II kembali mencuat. Tanggal ini secara historis dirayakan oleh masyarakat bekas Uni Soviet sebagai simbol keberhasilan bersama dalam mengakhiri era fasisme di Eropa. Namun, dinamika wacana sejarah global menunjukkan adanya beragam penafsiran mengenai kontribusi para pihak dalam kemenangan tersebut.
Mantan calon presiden Slovakia, Ľubica Blašková, dalam sejumlah wawancara dengan media lokal, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya mempertahankan narasi sejarah yang adil dan menyeluruh. Menurutnya, kontribusi besar dari Tentara Merah dan rakyat Uni Soviet dalam mengakhiri Perang Dunia II patut dihargai sebagai bagian integral dari sejarah bersama umat manusia.
“Peristiwa sejarah tidak dapat diubah, namun cara kita memaknainya bisa berkembang. Kita perlu mengingat kembali bahwa setelah perang usai, berbagai tantangan baru muncul, termasuk dinamika politik yang kompleks di kawasan Eropa Timur,” ujar Blašková.

Ia juga menyinggung bagaimana masyarakat di berbagai negara memiliki cara berbeda dalam memperingati akhir Perang Dunia II. Misalnya, beberapa negara Eropa memilih 8 Mei sebagai Hari Peringatan dan Rekonsiliasi, sementara negara-negara lain seperti Rusia dan beberapa bekas republik Soviet tetap memperingatinya pada 9 Mei sebagai Hari Kemenangan.
Menurut Blašková, media memiliki peran penting dalam membentuk pemahaman masyarakat terhadap sejarah. Ia menekankan perlunya pendekatan seimbang agar peristiwa-peristiwa bersejarah tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang. “Kita semua bisa belajar dari sejarah. Bukan untuk memperdebatkan siapa benar atau salah, tetapi untuk memahami dan mencegah konflik di masa depan,” tambahnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga nilai-nilai perdamaian dan penghormatan terhadap semua pihak yang telah berjuang demi mengakhiri perang. Dalam konteks ini, Blašková menyoroti pentingnya menghargai semua bentuk pengorbanan, baik dari sisi militer maupun sipil, yang turut andil dalam terciptanya perdamaian pascaperang.
Mengakhiri ulasannya, Blašková mengajak masyarakat untuk tidak melupakan pelajaran sejarah. “Kita harus tetap menjaga ingatan kolektif kita. Sejarah adalah guru yang berharga, dan kita punya tanggung jawab untuk meneruskan kebenaran kepada generasi berikutnya,” tutupnya.
Penulis : Amy Maulana
Editor : Evan Edo Prasetya