Efisiensi Anggaran: Langkah Global untuk Mencapai Tujuan Ekonomi atau Pembiayaan Program Strategis?

Kamis, 27 Februari 2025

Kasihruang.com – Jakarta, Badai efisiensi anggaran tengah melanda banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Kebijakan penghematan ini dilakukan untuk mencapai target ekonomi yang lebih baik dan untuk mendanai berbagai program strategis. Namun, muncul pertanyaan apakah langkah ini benar-benar untuk mendorong kemajuan ekonomi, atau hanya sekadar untuk membiayai program-program tertentu?

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, secara mengejutkan telah memulai program efisiensi anggaran di seluruh kementerian dan lembaga pemerintah. Dalam program efisiensi tahun ini, Indonesia berhasil mengumpulkan anggaran sebesar 308 triliun rupiah yang akan dialokasikan untuk program-program strategis nasional, seperti pemberian makan bergizi gratis dan investasi di BPI Danantara. Program efisiensi ini direncanakan untuk terus dilanjutkan setiap tahunnya.

Menariknya, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang menerapkan langkah penghematan anggaran ini. Beberapa negara di dunia juga mengambil kebijakan serupa. Hongkong, misalnya, berencana untuk memecat 10.000 Pegawai Negeri Sipil dalam upaya mengurangi pengeluaran publik sebesar 7 persen hingga Maret 2028. Menteri Keuangan Hongkong, Paul Chan, menjelaskan bahwa pemangkasan ini akan meletakkan fondasi fiskal yang berkelanjutan untuk pembangunan masa depan.

Di sisi lain, Vietnam memilih untuk mengurangi jumlah kementerian dan lembaga dari 30 menjadi 22, serta berencana mengurangi jumlah pegawai negeri sebanyak 20 persen dalam lima tahun ke depan. Penghematan ini diharapkan dapat mendukung pembangunan sektor ekonomi, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 8 persen untuk mewujudkan visi menjadi negara maju. Dana penghematan juga akan dialokasikan untuk riset dan pengembangan sumber daya manusia, yang dianggap sebagai faktor penting untuk menarik investasi besar ke negara tersebut. Berbeda dengan Vietnam, Indonesia justru memotong anggaran lembaga riset dengan alasan efisiensi.

Argentina menjadi contoh sukses dalam menerapkan penghematan anggaran. Negara ini berhasil menurunkan angka inflasi lebih dari 200 persen dan menstabilkan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar AS. Sebagai bagian dari reformasi besar-besaran, Presiden Javier Milei membubarkan Administracion Federal de Ingresos Publicos (AFIP), lembaga pajak terbesar di Argentina, serta menutup 13 kementerian dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 30.000 pegawai negeri. Langkah-langkah ini berkontribusi pada tercapainya surplus anggaran pertama dalam 12 tahun pada 7 November 2024, serta penurunan risiko investasi sebesar 10,4 persen. Bahkan, upah riil pun menunjukkan tren peningkatan.

Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan di Argentina menunjukkan bahwa langkah penghematan yang ketat bisa memberikan hasil signifikan dalam waktu singkat. Melihat keberhasilan tersebut, Indonesia dan negara-negara lain bisa belajar untuk lebih hati-hati dalam merancang kebijakan efisiensi anggaran yang tidak hanya berfokus pada pemangkasan, tetapi juga pada investasi untuk pembangunan berkelanjutan.*******

Penulis:#Evan Edo Prasetya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *