Selasa, 25 Februari 2025

Kasihruang.com – Internasional, Jerman telah melaksanakan Pemilihan Umum Federal pada 23 Februari 2025 setelah runtuhnya koalisi pemerintahan Kanselir Olaf Scholz yang terdiri dari Partai Sosial Demokrat (SPD), Partai Hijau, dan Partai Liberal Demokrat (FDP) pada akhir tahun 2024. Pemilu kali ini mencatatkan rekor partisipasi pemilih dengan 83,5% dari total pemilih, yang merupakan angka tertinggi sejak tahun 1990.

Berdasarkan hasil quick count, Partai Uni Kristen Demokrat (CDU), yang berhaluan konservatif dengan calon Kanselir Friedrich Merz, bersama dengan Uni Kristen Sosial (CSU), meraih suara mayoritas sebanyak 28,6%. Dengan perolehan ini, CDU/CSU diperkirakan akan memegang mayoritas kursi di Parlemen Jerman dengan total 208 kursi. Hasil ini menegaskan bahwa Friedrich Merz akan menggantikan Olaf Scholz sebagai Kanselir baru Jerman.

Dalam konferensi pers yang dilansir AFP pada Senin (24/02/2025), Merz mendesak pembentukan pemerintahan koalisi baru segera mungkin. Ia juga mengomentari langkah kontroversial Donald Trump yang baru-baru ini menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin, serta menekankan perlunya Eropa untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya. Pernyataan tersebut memicu keraguan tentang kemampuan NATO dalam menghadapi tantangan masa depan.

Dengan perubahan situasi politik ini, kondisi pemerintahan Jerman diprediksi akan mengalami gangguan dalam beberapa waktu ke depan, terutama dengan kebijakan luar negeri yang membingungkan dari pihak Amerika Serikat, yang berpotensi meresahkan sekutu-sekutu tradisional Eropa, terutama dalam isu perang Ukraina.

Dalam sesi debat pasca-pemilu, Merz menyatakan, “Setelah pernyataan Donald Trump minggu lalu, jelas bahwa orang Amerika sebagian besar tidak peduli dengan nasib Eropa,” seperti yang dikutip oleh Kompas.com (24/02/2025). Ia juga menegaskan bahwa prioritas utamanya adalah memperkuat Benua Eropa dan mempercepat kemerdekaan Eropa dari pengaruh Amerika Serikat dalam hal pertahanan.

Dengan usia yang sudah menginjak 69 tahun, Friedrich Merz dihadapkan pada tantangan besar untuk segera membentuk pemerintahan koalisi yang solid agar dapat mempercepat langkah Jerman dalam menghadapi dinamika geopolitik Eropa yang terus berkembang, yang diperkirakan akan semakin memanas, terutama dengan kebijakan sekutu-sekutu di luar negeri yang tampak tidak konsisten.

Penulis:#Evan Edo Prasetya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *