Rabu, 22 Januari 2025
kasihruang.com – Internasional, Washington D.C., 20 Januari 2025 – Setelah dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump bersama Wakil Presiden JD Vance langsung mengambil langkah besar yang mengguncang dunia. Salah satu kebijakan utama yang diumumkan adalah penarikan Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Paris, sebuah keputusan yang diperkirakan akan memiliki dampak luas terhadap kebijakan iklim global.
Selain itu, Presiden Trump juga mengumumkan status Darurat Nasional di perbatasan AS-Meksiko, mengirimkan pasukan tambahan ke wilayah tersebut, dan mengeluarkan deklarasi yang mengidentifikasi beberapa geng dan kartel narkoba sebagai organisasi teroris asing. Langkah-langkah ini mencerminkan upaya keras pemerintahan baru untuk menegaskan kontrol terhadap isu-isu keamanan nasional.

Beberapa perintah eksekutif penting yang diambil oleh Trump setelah dilantik antara lain:
- Pembatalan 78 tindakan eksekutif era pemerintahan Presiden Biden.
- Pembekuan regulasi yang memungkinkan birokrat untuk mengeluarkan aturan baru hingga pemerintahan Trump menguasai sepenuhnya.
- Pembekuan perekrutan federal, kecuali untuk militer dan beberapa kategori tertentu, hingga pemerintahan Trump memiliki kendali penuh.
- Kewajiban bagi seluruh pegawai federal untuk kembali bekerja penuh.
- Instruksi kepada setiap departemen dan lembaga federal untuk mengatasi masalah biaya hidup yang terus meningkat.
- Arahan untuk melindungi kebebasan berbicara dan mencegah penyensoran oleh pemerintah.
- Perintah untuk mengakhiri penggunaan pemerintah sebagai alat untuk menyerang “musuh politik” dari pemerintahan sebelumnya.
Trump, yang memecahkan rekor sebagai Presiden tertua dalam sejarah AS, juga memaparkan empat prioritas besar yang akan menjadi fokus pemerintahan barunya:
- Imigrasi.
- Terusan Panama.
- Kebijakan minyak dan bea masuk.
- Pengakhiran kebijakan identitas gender.
Dalam pidato politik pertamanya sebagai Presiden, Trump mengejutkan banyak pihak dengan menegaskan bahwa hanya ada dua jenis kelamin yang diakui oleh pemerintahannya: perempuan dan laki-laki. Pernyataan ini menandakan keberlanjutan kebijakan konservatif dalam bidang sosial yang sudah menjadi ciri khas kepemimpinannya.
Keputusan-keputusan ini memicu perdebatan global, dengan beberapa pihak menganggapnya sebagai langkah strategis yang akan memperkuat posisi Amerika di panggung internasional, sementara lainnya menilai tindakan tersebut sebagai bentuk populisme yang mengarah pada polarisasi lebih dalam dalam masyarakat AS.
Dengan mengedepankan kebijakan-kebijakan ini, Trump jelas berusaha untuk mewujudkan janji kampanyenya “Make America Great Again” dengan memprioritaskan agenda nasionalis, sementara menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan kebijakan-kebijakan tersebut di tengah perpecahan politik yang semakin dalam.*******